Ibadah kurban bukan sekadar menyembelih hewan, tetapi merupakan bentuk keta'atan, rasa syukur, dan kepedulian sosial. Dengan memahami hal-hal yang diperbolehkan dalam kurban, umat Muslim dapat menjalankan ibadah ini dengan penuh keyakinan dan tanpa keraguan.

 

Baca Juga Kurban Lancar Tanpa Drama: Ini Hal-Hal yang Boleh Kamu Lakukan (Bagian 1)

 

4. Mengkonsumsi Daging Kurban Sendiri

Terkadang masih banyak yang beranggapan bahwa hewan yang kita kurbankan tidak boleh kita nikmati melainkan wajib untuk dibagikan kepada orang yang membutuhkan, padahal dalam islam shohibul kurban boleh bahkan disunnahkan mengkonsumsi daging dari hewan yang ia kurbankan.

Rasulullah SAW bersabda, "Makanlah daging kurban itu, berikan kepada yang lain dan simpanlah." (Hr. Bukhari 5569)

Selain itu, Seorang ulama Al-Hafizh Ibnu Abdil Bar Rahimahullah juga mengatakan, "Diperbolehkan untuk orang yang berkurban untuk memakan daging hewan kurbannya secara keseluruhan. Dan boleh pula jika ia ingin disedekahkan seluruhnya. Boleh dia simpan dan boleh tidak. Demikianlah yang menjadi pendapat jama'ah para ulama. Namun mereka berpandangan bagi pequrban yang sunnah ialah memakan dan menyedekahkan daging kurbannya." (At-Tahmid 3/218)

5. Boleh Menyembelih Hewan di Malam Hari

Waktu menyembelih hewan kurban yang dianjurkan yaitu setelah sholat idul adha hingga hari tasyrik dan yang paling afdhal yaitu pada siang hari, namun diperbolehkan juga menyembelih pada malam hari selama masih hari tasyrik. Rasulullah SAW bersabda, "Seluruh hari Tasyrik adalah waktu penyembelihan (kurban)." (Hr. Ahmad)

Al-Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah mengatakan: “Para ulama sepakat bahwa kurban disyariatkan juga di malam hari sebagaimana disyariatkan di siang hari”. (Fathul Bari' 10/8)

6. Memberi Upah kepada Tukang Jagal

Shohibul kurban boleh memberikan upah kepada tukang jagal/penyembelih dengan syarat bukan dari hewan sembelihannya. Berdasarkan hadits dari Ali bin Abi Thalib RA, Beliau mengatakan: "Rasulullah memerintahkan aku untuk menggantikannya dalam menyembelih ontanya. Kemudian untuk bersedekah dengan dagingnya, kulitnya dan bajunya. Dan melarang supaya tidak memberikan tukang jagal dari bagian hewan kurban. Ali berkata: Dan kami memberikan upah tukang jagalnya dari kantong kami sendiri." (Hr. Bukhari dan Muslim)

Namun, terdapat pengecualian yakni apabila tukang jagal tersebut miskin atau sebagai hadiah kepadanya maka boleh memberikan bagian dari hewan kurban baik itu kepala, kaki atau dagingnya. Hal ini karena status tukang jagal juga sama seperti orang yang berhak menerima daging kurban yakni fakir miskin.

7. Melaksanakan Kurban secara Online

Di era perkembangan tekhnologi yang semakin modern, banyak lembaga sosial dan keagamaan yang menyelenggarakan kurban melalui daring atau secara online untuk memudahkan umat islam yang hendak melaksanakan ibadah qurban namun terkendala jarak dan waktu. Maka hal ini diperbolehkan selama dalam teknis pelaksanaan kurban online dapat dijamin sesuai dengan syariat islam mulai dari pemilihan hewan kurban, proses pemeliharaannya, proses penyembelihannya hingga proses distribusinya.

Sekarang sahabat tidak perlu bingung mencari lembaga yang mengadakan kurban secara online yang seluruh prosesnya yang amanah dan sesuai aturan islam karena Pondok Yatim dan Dhu'afa membuka kesempatan bagi muslimin muslimat yang hendak berkurban melalui program berbagi berkah qurban. Program ini merupakan wujud dari keberkahan dalam perintah Allah yakni berkurban bahwasanya ini bukan hanya sebagai ibadah tetapi juga sebagai bentuk empati dan peduli kepada sesama.

Melalui program ini daging kurban akan dibagikan ke lebih dari 17 titik di Jakarta, Bekasi, Tangerang hingga ke pelosok desa seperti di bogor, Jawa barat. Sehingga daging kurban bisa dinikmati oleh masyarakat luas yang kurang beruntung dalam ekonominya.

Mari jadikan momen kurban sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperkuat kepedulian kepada sesama. Dengan pengetahuan yang benar, kita bisa menjalani kurban dengan lancar tanpa drama.