Shalat Tarawih, Niat dan Tata caranya

Shalat tarawih adalah ibadah yang lekat dengan bulan ramadhan. Tidak hanya sebagai ibadah, shalat tarawih juga sebagai sarana memupuk kebersamaan. Mari simak penjelasan lengkap mengenai shalat tarawih, niat dan tatacaranya

Sejarah Tarawih

shalat tarawih

Tarawih merupakan bentuk jamak dari kata tarwihah yang memiliki arti istirahat. Sedangkan tarawih pada bulan ramadhan disebut oleh sebagian ulama dengan istilah qiyam ramadhan karena dahulu pada tiap malam-malam bulan ramadhan Rasulullah SAW bangun untuk melaksanakan shalat. Sebagaimana dalam sebuah riwayat dari Aisyah RA:

“Sesungguhnya Rasulullah SAW pada suatu malam pernah melaksanakan shalat kemudian orang-orang shalat dengan shalatnya tersebut. Kemudian di malam selanjutnya beliau shalat dan orang-orang bertambah banyak mengikutinya, selanjutnya pada malam ketiga atau keempat Rasulullah SAW tidak keluar untuk shalat bersama mereka dan dipagi harinya Rasulullah SAW berkata, “Aku telah melihat apa yang telah kalian lakukan dan tidak ada yang menghalangiku untuk keluar (shalat) bersama kalian kecuali aku khawatir bahwa shalat ini akan difardhukan (diwajibkan).” Perawi hadits mengatakan hal ini terjadi pada bulan ramadhan. (Hr. Bukhari dan Muslim)

Adapun di masa setelah rasulullah wafat, shalat qiyam ramadhan di setiap malam mulai ditetapkan oleh khalifah Umar Bin Khattab RA dengan imam yaitu Sahabat Ubay bin Ka’ab RA dan terus berlanjut hingga saat ini.

Hukum melakukan shalat tarawih menurut kesepakatan para ulama yaitu sunnah dan disunnahkan agar dilaksanakan secara berjama’ah yakni seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat dahulu.

Dalil Shalat Tarawih

Diantara dalil disyariatkannya shalat tarawih adalah hadits nabi SAW, “Barangsiapa melakukan qiyam ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (Hr. Bukhari Muslim)

Dalam riwayat lain juga disebutkan,”Siapa saja yang ikut shalat tarawih berjama’ah bersama imam sampai selesai maka untuknya itu dicatat seperti shalat semalam suntuk,” (Hr. Daud dan Tirmidzi)

Disamping itu, shalat pada malam hari/ qiyamullail juga dibarengi dengan shalat witir karena shalat witir disebut penutup shalat di malam hari sebagaimana dalam hadits, “Jadikanlah shalat malammu yang terakhir adalah shalat witir.” (Hr. Bukhari Muslim)

Baca Juga 2 Waktu Terkabulnya Doa di Bulan Ramadhan

Niat dan Tatacara Shalat Tarawih

Shalat Tarawih dilakukan pada malam hari dengan rentang waktu usai shalat isya sampai sebelum fajar. Shalat ini diawali dengan niat dan takbiratul ihram, adapun niat bisa didalam hati atau dilafazkan dengan lafaz berikut:

Niat Shalat Tarawih Sendiri


اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Artinya: “Aku niat shalat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”

Niat Shalat Tarawih berjama’ah sebagai makmum


اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Artinya: “Aku niat shalat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”

shalat tarawih

Tatacara shalat tarawih sama dengan shalat sunnah lainnya namun yang membedakan adalah jumlah rakaatnya, secara umum masyarakat Indonesia terdapat 2 perbedaan jumlah rakaat yaitu:

1. 20 Rakaat

Mayoritas Ulama menilai bahwa shalat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat dengan 10 kali salam. Dalil kuat mengenai jumlah rakaat ini sebagaimana keputusan umar bin khattab yang pada saat itu tidak ada pertentangan mengenai jumlah 20 rakaat ini.

2. 8 Rakaat

Pendapat yang meyakini bahwa shalat tarawih dilakukan sebanyak 8 rakaat yakni berdasarkan hadits dari Aisyah RA ketika beliau ditanya bagaimana shalat malamnya rasulullah SAW: “Beliau Aisyah RA menjawab: Bahwa Rasulullah tidak pernah shalat malam melebihi 11 rakaat baik pada bulan ramadhan maupun pada bulan lainnya.” (Hr. Bukhari muslim)

Jumlah Rakaat Shalat Witir

Mengenai jumlah rakaat shalat witir tentu berbeda dengan shalat tarawih. Madzhab Syafi’I dan Hanbali berpendapat bahwa jumlah rakaat shalat witir adalah 1 rakaat sebagaimana pendapat utsman bin affan, saad bin abi waqash, zaid bin tsabit, ibnu abbas, ibnu umar, ibnu zubair, abu musa, muawiyah dan aisyah Radhiyallau Anhuma jamii'an.

“Shalat malam itu dikerjakan dengan dua rakaat dua rakaat, apabila kamu takut datangnya waktu shubuh silahkan shalat witir satu rakaat.” (Hr. Bukhari Muslim)

Selanjutnya dalam pandangan madzhab Hanafi dan Maliki sekurang-kurangnya witir itu dilaksanakan tiga rakaat sehingga pelaksanaan witir sebanyak 1 rakaat dalam madzhab ini dianggap makruh. Sedangkan batasan paling maksimal untuk shalat witir adalah sebelas rakaat berdasarkan sabda Rasulullah SAW

“Siapa yang suka mengerjakan shalat witir dengan lima rakaat, silahkan kerjakan. Siapa yang suka mengerjakan shalat witir dengan tiga rakaat, silahkan kerjakan. Siapa yang suka mengerjakan shalat witir dengan satu rakaat, silahkan kerjakan.” (Hr. Abu Dawud)

“Lakukanlah shalat witir dengan lima, tujuh, sembilan atau sebelas rakaat.” (Hr. Abu Dawud)

Ada juga yang membolehkan hingga tiga belas rakaat, “Ummu salamah RA berkata, bahwa Rasulullah SAW melakukan shalat witir dengan tiga belas rakaat.” (Hr. Ahmad dan Tirmidzi)

Doa Tarawih dan Witir

Doa setelah tarawih (kamilin)

  اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هٰذِهِ لَيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

"Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam."

Doa Shalat Witir

اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ اِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًاقَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَاءَ عَنِ النَّاسِ. اَللّٰهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخُشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَااَللهُ يَااَللهُ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

"Ya Allah. Sesungguhnya kami memohon kepada-Mu iman yang tetap, kami memohon kepada-Mu hati yang khusyu', kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, kami memohon kepada-Mu keyakinan yang benar, kami memohon kepada-Mu amal yang shaleh, kami memohon kepada-Mu agama yang lurus, kami memohon kepada-Mu kebaikan yang banyak, kami memohon kepada-Mu ampunan dan afiat, kami memohon kepada-Mu kesehatan yang sempurna, kami memohon kepada-Mu syukur atas kesehatan, dan kami memohon kepada-Mu terkaya dari semua manusia.

Ya Allah, Tuhan kami. Terimalah dari kami shalat kami, puasa kami, shalat malam kami, kekhusyu'an kami, kerendahan hati kami, ibadah kami. Sempurnakanlah kelalaian atau kekurangan kami, Wahai Allah Wahai Allah Wahai Allah Wahai Dzat yang Paling Penyayang diantara para penyayang. Semoga rahmat Allah tercurahkan kepada sebaik-baiknya makhluk-Nya, Muhammad, keluarga dan sahabatnya semua, dan segala puji milik Allah, Rabb semesta alam."

Mari hidupkan Ramadhan dengan amal-amal shalih dan ibadah-ibadah sunnah dengan mengharap ridha Allah. Perbanyak sedekah di bulan ramadhan melalui Sedekan Yatim