Mencari Lailatul Qadr di 10 Malam Terakhir Ramadhan

Ramadhan merangkak pergi meninggalkan kita, hari-hari penuh kemuliaan kini tersisa hitungan jari saja dan di waktu-waktu terakhir Allah Ta’ala tak pernah habis memberikan kasih sayang kepada hambaNya yang lalai di hari-hari kemarin dengan mendatangkan Lailatul qadr. Bagaimana cara mendapatkannya dan bagaimana rasul dan sahabat di 10 malam terakhir ramadhan? Simak penjelasan berikut

10 Hari Terakhir Ramadhan ala Rasulullah

Mari sejenak kita menilik kepada generasi terdahulu, Rasul SAW dan para sahabat mulia dalam memanfaatkan hari-hari terakhir bulan mulia di malam dan siang hari. Berbagai macam cara dilakukan oleh orang-orang mulia untuk memaksimalkan bulan ramadhan dengan ibadah dan amal-amal shalih.

1. Rasulullah Bersungguh-sungguh dalam Ibadah

Nabi Muhammad SAW adalah teladan sepanjang masa dalam segala perilaku dan perkataan. Beliau adalah orang yang gemar beribadah dan berbuat kebaikan, terutama di 10 hari terakhir ramadhan Rasulullah SAW menambah frekuensi ibadahnya. Ia menggunakan waktunya siang dan malam untuk berdzikir, beribadah dan berserah diri.

Ummul Mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha menjelaskan, “Rasulullah sangat bersungguh-sungguh pada al-Asyrul Awaakhir, sesuatu yang tidak beliau lakukan pada selain hari-hari tersebut.” (Hr. Muslim) Tidak hanya dirinya sendiri, di waktu-waktu terakhir ini Rasulullah juga mengajak para keluarganya agar ikut serta meneguk indahnya beribadah kepada Allah di 10 hari akhir ramadhan. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha,  “Bila memasuki 10 hari terakhir, Rasulullah SAW menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya serta bersungguh-sungguh dan giat sekali.” (Hr. Muslim)

2. Beri’tikaf di 10 Hari terakhir

lailatul qadr

Memasuki sisa-sisa waktu terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah melakukan I’tikaf dan memasang tempat khusus untuk menyendiri di masjid demi mendapatkan kekhusyuan dalam beribadah dan bermunajat kepada Allah SWT. Salah seorang sahabat, Anas RA berkata, “Nabi SAW beri’tikaf pada al-Asyrul Awakhir dari bulan Ramadhan.” (Hr. Tirmidzi)

Di malam-malamnya, Rasulullah melakukan qiyamul lail dan memanjangkan shalatnya sebagaimana hadits dari ‘Aisyah RA ketika ditanya, “bagaimana shalat Rasulullah di bulan ramadhan?.” Dia menjawab, “Beliau tidak menambah raka’at shalatnya baik di bulan ramadhan atau selainnya melebihi sebelas raka’at. Beliau sahalat empat raka’at dan (mengenainya) jangan ditanya bagaimana indah dan panjang (lama) nya, kemudian shalat empat raka’at lagi, dan (mengenainya) jangan ditanya bagaimana indah dan panjang (lama)nya, kemudian shalat tiga raka’at. Lalu aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum shalat witir?. Beliau bersabda, “Wahai ‘Aisyah, Sesungguhnya kedua mataku ini tidur akan tetapi hatiku tidak tidur.” (Hr. Bukhari)

3. Antusias Mencari Lailatul Qadr

Ramadhan hanya datang satu kali dalam setahun dan Lailatul Qadr hanya ada di 10 malam terakhir bulan Ramadhan, Waktu akhir adalah waktu dimana kebanyakan manusia sudah sibuk mempersiapkan hari raya, sehingga ibadah ramadhan hilang kenikmatannya. Namun tidak dengan Rasulullah SAW yang menjadi contoh bagi umat. Beliau antusias menghabiskan setiap malam di hari-hari terakhir untuk mencari Lailatul Qadr.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku beri’tikaf pada sepuluh hari pertama untuk mencari malam ini (Lailatul Qadr), kemudian aku beri’tikaf lagi pada sepuluh pertengahan, kemudian aku didatangi dan dikatakan kepadaku, “Sesungguhnya ia ada pada sepuluh hari terakhir. Barangsiapa di antara kamu ingin beri’tikaf, maka beri’tikaf. Lalu orang-orang pun beri’tikaf bersama beliau.” (Hr. Muslim)

Baca Juga Zakat Fitrah : Pengertian, Hukum dan Syarat Menunaikannya

Mencari Lailatul Qadr

lailatul qadr

Lailatul Qadr merupakan ibadah terbaik sepanjang tahun, ia berada di 10 malam terbaik yang hanya ada di bulan Ramadhan. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّآ أَنزَلْنَـٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ (١) وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ (٢) لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ (٣) تَنَزَّلُ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ (٤) سَلَـٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ (٥)

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar (1) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (2) Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan (3) Pada malam itu turun para malaikat dan Rµh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan (4) Sejahteralah malam itu sampai terbit fajar (5).” (QS. Al-Qadr ayat 1-5)

Ayat diatas menyebutkan salah satu keutamaan lailatul qadr yaitu lebih baik daripada seribu bulan, maksudnya adalah siapa saja yang melakukan ibadah di malam tersebut lebih baik dari ibadah yang dilakukan selama seribu bulan atau jika dihitung tahun maka selama 83 tahun 4 bulan. Keutamaan lain yang ada pada lailatul qadr diantaranya malam ini penuh berkah karena di dalamnya penuh kebaikan, ketenangan, dan keselamatan serta diturunkan Al-Qur’an. Pada malam ini pula, para malaikat turun ke dunia dengan rahmat Allah serta mendoakan orang yang tengah beribadah didalamnya.

Adapun mengenai waktu datangnya lailatul qadr, Rasulullah SAW bersabda, “Carilah Lailatul Qadr pada malam yang ganjil dalam sepuluh malam terakhir dari ramadhan.” (Hr. Bukhari). Dalam riwayat lain dijelaskan mengenai malam ganjil tersebut yaitu hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri, Rasulullah SAW bersabda, “Maka Carilah Lailatul Qadr di sepuluh malam terakhir ramadhan, carilah di malam ke 9, 7 dan 5 (yang tersisa).” (Hr. Muslim)

Dengan mengetahui keistimewaan yang ada pada 10 malam terakhir dan Lailatul qadr menjadikan Rasulullah SAW dan para sahabat serta generasi penerusnya sangat semangat mencari lailatul qadr tiap datangnya bulan ramadhan dengan memaksimalkan ibadah-ibadah wajib dan sunnah. Maka dari itu, kita selaku umat nabi Muhammad SAW hendaknya mengikuti jejak beliau dalam beribadah dan mencari lailatul qadr yang mulia.