Bawang merah, Tanaman jenis umbi-umbian ini sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu sebelum masehi. Berdasarkan penelusuran di berbagai literatur menunjukkan bahwa pada 3200-2700SM bangsa Mesir sering melukiskan bawang merah pada patung dan tugu mereka. Selain umurnya yang sudah ribuan tahun, ternyata bawang merah juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Allah Ta’ala mengabadikan bawang merah dalam sebuah ayat di Al-Qur’an,
“Dan (ingatlah) ketika kamu berkata, “Hai Musa, kami tidak bisa sabar dengan satu macam Makanan saja. Sebab itu, mohonkanlah untuk kami kepada Rabbmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan di bumi, yaitu : Sayur-mayur, ketimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah….” (QS. Al-Baqarah ayat 61)
Dalam ayat diatas menunjukkan bahwa bawang merah telah menjadi salah satu tanaman atau makanan primadona bagi bangsa Israil di zaman nabi Musa AS.
Selain itu, dalam Kitab Al-Qanun fi Ath-Thibb, ahli kedokteran Islam yakni Ibnu Sina menuturkan, “Bawang merah adalah tumbuhan yang berkhasiat menghilangkan penyakit balak (kulit berwarna putih karena kehilangan pigmen). Juga memiliki khasiat mengobati kerontokan rambut bila digosokkan pada tempat kerontokan. Bila dicampur dengan air garam berfungsi sebagai penyembuh luka-luka kotor.”
Bawang merah mengandung zat-zat kimia yang amat banyak diantaranya, minyak astiri, peptide, Vitamin B1, sulfur, flavonoid, asam askorbat, riboflavin (Vitamin B2) dan masih banyak lagi. Tak heran jika bawang merah memiliki jutaan manfaat untuk kesehatan manusia.
Baca Juga 5 Manfaat Air Kelapa untuk Kesehatan, Penawar Racun hingga Mencegah Penuaan
Bagi sebagian orang, bawang merah kerap dijauhkan karena memicu bau tak sedap, namun bagi orang-orang terdahulu justru bawang merah terbukti mengobati banyak penyakit. Jika anak kecil terserang demam, orang terdahulu menggunakan potongan bawang merah sebagai terapi pengobatan mengurangi demam. Berikut beberapa manfaat bawang merah bagi kesehatan:
Tanaman bawang merah mampu menangkal penyakit kanker karena didalamnya terkandung senyawa sulfur dan flavonoid. Flavonoid dipercayai mampu mengurangi risiko kanker karena memiliki unsur antikanker, antibakteri, dan antialergi.
Selanjutnya, bawang merah juga cukup efektif untuk memerangi sel kanker hati. Jenis umbi yang satu ini juga dapat membantu proses detoksifikasi dan juga mampu mengeluarkan antikoagulan yang membantu pencairan darah. Selain itu, bawang merah juga membantu fungsi otak sehingga mengurangi risiko penyakit Alzheimer.
Salah satu zat yang terkandung dalam bawang merah yakni flavonoid juga dikenal sebagai antiinflamasi atau anti radang. Sehingga bawang merah juga dapat digunakan untuk menyembuhkan radang hati (hepatitis), radang tenggorokan dan radang yang lainnya.
Senyawa allicin dan alliin dalam bawang merah bersifat hipolipidemik yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah atau yang dikenal dengan LDL (Low Density Lipoprotein).
Menurut Widjaja Kusuma (1999), mengonsumsi satu siung bawang merah segar dapat meningkatkan kadar kolesterol baik dalam darah sebesar 30%. Kandungan senyawa yang ada pada bawang merah juga berfungsi sebagai antiseptic yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Diabetes Mellitus atau yang dikenal dengan kencing manis merupakan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh tingginya kadar gula dalam darah. Pada dasarnya diabetes mellitus disebabkan oleh hormon insulin penderita yang tak mencukupi sehingga tak dapat bekerja di dalam tubuh dengan normal.
Bawang merah sudah lama digunakan dalam ilmu kedokteran sebagai obat diabetes. Di Eropa, Asia dan Timur tengah, bawang merah sudah lama dijadikan makanan pilihan favorit untuk mengendalikan gula darah.
Para peneliti di India melakukan pemberian bawang merah dalam bentuk jus dan utuh sebanyak 25-200 gram pada subjek yang ditelitinya. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa makin banyak bawang merah yang diberikan, makin besar gula darah yang berkurang. Tak ada perbedaan antara bawang merah mentah dan bawang merah yang telah direbus.
Menurut teori tim peneliti, bawang merah mempengaruhi metabolisme gula dalam hati atau metabolisme pelepasan insulin dan mencegah perusakan insulin. Kandungan allyl propyl disulfide dan allicin dalam bawang merah ternyata mempunyai kemampuan hipoglikemia yaitu menurunkan gula darah dengan cara meningkatkan masa hidup insulin.
Tim dari Institute Of Food Research memusatkan penelitian pada campuran quercetin yang ditemukan dalam bawang merah, apel dan anggur merah. Dari penelitian ini menghasilkan bahwa kandungan quercetin terbukti membantu mencegah peradangan kronis yang dapat memicu pengentalan arteri. Kandungan quercetin ini diperoleh dengan mengonsumsi 100 sampai 200 gram bawang merah.
Dr. Paul Kroon dalam penelitian Institute Of Food Research juga menyampaikan, “Kita menguji kandungan darah, karena hanya bagian ini yang akan berhubungan dengan jaringan tubuh manusia dan mempunyai pengaruh pada kesehatan arteri.”
Meski banyak mengandung manfaatnya, namun hendaknya kita bijak dan tidak berlebihan dalam mengonsumsi bawang merah karena mengkonsumsi bawang merah dalam jumlah yang banyak dan terus menerus menimbulkan sifat pelupa, mengubah bau mulut dan rasa makanan. Selain itu, aroma bawang merah yang berlebihan juga mengganggu orang lain di sekitar kita.
Copyright © 2019 - 2024 Pondok Yatim & Dhu'afa All rights reserved.