Sunnah Menyembelih Hewan Qurban

Hari Raya Idul Adha, atau yang sering disebut sebagai Hari Raya Kurban, merupakan salah satu momen paling bersejarah dan penting dalam agama Islam. Selain menjadi waktu untuk merayakan keberkahan dan pengorbanan Nabi Ibrahim AS, Idul Adha juga menjadi momentum bagi umat Muslim untuk menunaikan ibadah kurban. Namun, kurban bukanlah sekadar mengorbankan hewan, melainkan sebuah ibadah yang diwarnai dengan tradisi dan tata cara yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Pengertian Sunnah dalam Menyembelih Hewan Kurban

Sunnah dalam Islam merujuk pada tindakan atau ucapan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada umatnya. Dalam konteks menyembelih hewan kurban, Sunnah mengarahkan umat Muslim untuk mengikuti tata cara yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW dalam proses penyembelihan. Ini tidak hanya mencakup aspek teknis penyembelihan, tetapi juga nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya.

Baca Juga : 5 Hal yang Dilarang Saat Berqurban

Langkah-langkah Sunnah dalam Proses Menyembelih Hewan Kurban

1. Orang yang ingin melakukan kurban atau menyembelih harus dalam keadaan bersih : Orang yang melakukan kurban atau menyembelih harus dalam kondisi bersih secara fisik, yang berarti tubuhnya harus bebas dari segala jenis kotoran atau najis. Mereka tidak boleh dalam keadaan junub atau mengalami hadas.

2. Tempat penyembelihan hewan kurban harus dalam keadaan bersih dan bebas dari kotoran.

3. Bersikap Lembut terhadap Hewan Kurban : Ini berarti bahwa orang yang menyembelih atau melakukan kurban tidak boleh bersikap kasar terhadap hewan kurban. Contohnya, tidak boleh menariknya dengan kasar, terlebih lagi dengan cara memukulnya

4. Mengarahkan hewan kurban yang akan disembelih ke arah kiblat : Saat hendak menyembelih hewan kurban hendaknya penyembelih atau pekurban membaca sholawat : Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sahbihi wa sallam. Bismillah wallahu akbar. Allahumma minka wa ilaika. Seusai menyembelih, membaca :Allahumma taqabbal minni.  Artinya: “Ya Allah, terimalah kurbanku ini.”

Apabila penyembelihan diwakili oleh orang lain, maka penyembelih membaca doa tersebut diikuti dengan nama pekurban, seperti: Allahumma taqabbal min fulan …     Artinya: “Ya Allah, terimalah kurban ini dari si fulan.

5. Anjuran untuk tidak memotong kuku dan rambut bagi pequrban :  Sunnah ini dilakukan mulai dari awal bulan Dzulhijjah hingga hewan yang akan dikurbankan telah disembelih.

“Apabila engkau telah meamsuki sepuluh hari pertama (bulan Dzulhijjah) sedangkan diantara kalian ingin berqurban maka janganlah dia menyentuh (memoting) sedikitpun bagian dari rambutnya dan kukunya.” (HR. Muslim).

Menurut beberapa ulama, ada dua hikmah dalam larangan memotong kuku dan rambut bagi orang yang berkurban:

  • Untuk memastikan bahwa seluruh anggota tubuh pekurban tetap utuh, sehingga ia bisa terhindar dari api neraka.
  • Agar rambut dan kuku yang tumbuh tetap ada dan dipotong bersamaan dengan hewan kurban, sehingga menjadi bagian dari kurban di sisi Allah SWT.

6. Penyembelihan yang Tepat: Melakukan penyembelihan dengan satu sayatan yang tajam dan cepat, agar hewan tidak merasakan kesakitan yang berkepanjangan.

7. Mengucapkan takbir saat proses penyembelihan.

8. Penyembelihan dilakukan di depan banyak orang untuk memungkinkan lebih banyak doa dan pengamatan terhadap ritual kurban.

Dengan memahami Sunnah dalam menyembelih hewan kurban, umat Muslim diingatkan akan nilai-nilai keberkahan, pengorbanan, dan ketaatan kepada ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya. Ibadah kurban bukan hanya tentang pengorbanan hewan, tetapi juga tentang pengorbanan diri, empati terhadap sesama, dan ketaatan kepada perintah Allah SWT. Dengan mempraktikkan Sunnah dalam setiap aspek ibadah kita, kita dapat mendekatkan diri kepada-Nya dan memperoleh berkah serta keberkahan dalam hidup kita.

Sahabat berniat qurban tahun ini? Yuk qurban di Pondok Yatim dan Dhu'afa melalui Layanan Qurban Pondok Yatim