Menyelami Makna Mendalam di Balik Pelaksanaan Kurban Idul Adha

Kurban Idul Adha adalah sebuah ritual keagamaan yang istimewa. Idul Fitri dan Idul Adha merupakan dua momen penting bagi umat Islam yang mengandung makna mendalam. Keduanya merupakan bentuk ibadah yang Allah SWT anugerahkan kepada umat-Nya sebagai cara untuk memelihara hubungan spiritual dengan-Nya serta menjaga hubungan harmonis antar sesama manusia, yang biasa disebut dengan istilah Hablum Minallah dan Hablum Minannas.

Hubungan Idul Fitri dan Idul Adha sangatlah erat. Jika Idul Fitri melambangkan keberhasilan dalam melawan godaan hawa nafsu selama bulan Ramadan, maka Idul Adha menjadi simbol perjuangan melawan kecenderungan terhadap keserakahan, kedekatan diri yang berlebihan dengan materi, egoisme, dan terlalu mencintai dunia yang bersifat sementara.

Terkadang, perayaan Idul Fitri sering kali dianggap lebih menggembirakan daripada Idul Adha. Walaupun sebenarnya, Idul Adha memiliki keistimewaannya sendiri yang tidak kalah dengan Idul Fitri. Bahkan, jika kita merujuk pada beberapa riwayat pada masa Rasulullah, perayaan Idul Adha seringkali lebih meriah dibandingkan Idul Fitri. Jika Idul Fitri diidentifikasikan dengan ibadah zakat fitrah, maka kita juga mengetahui bahwa Idul Adha terkait erat dengan ibadah kurban. Lantas, apa yang membuat pelaksanaan ibadah kurban pada Hari Raya Idul Adha begitu bermakna?

Keistimewaan Kurban Idul Adha

Keberkahan Idul Adha adalah suatu kebahagiaan yang dapat dinikmati oleh setiap umat Islam. Oleh karena itu, setiap muslim seharusnya mengharapkan untuk melaksanakan ibadah kurban di Hari Raya Idul Adha. Ibadah kurban bukan hanya menjadi salah satu amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT, tetapi juga sarat dengan keistimewaan.

1.      Kurban Idul Adha dan Ibadah Haji Saling Berkaitan

Ibadah haji dan Hari Raya Idul Adha merupakan dua kegiatan yang sulit dipisahkan karena keduanya dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah. Pada tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan shalat Idul Adha dan melakukan ibadah kurban. Pada saat yang sama, jutaan jamaah haji bergerak dari Muzdalifah menuju Mina untuk melempar jumrah sebagai bagian dari ibadah haji. Sehari sebelumnya, ketika para jamaah berada di Arafah untuk wukuf, umat Islam juga dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah Arafah.

Ini merupakan momen yang luar biasa bagi umat Islam di seluruh dunia. Dua ibadah besar dilakukan secara bersamaan. Meskipun tidak semua umat Islam dapat melakukan ibadah haji, dengan berpuasa sunnah Arafah dan melaksanakan ibadah kurban, umat Islam dapat bersama-sama merayakan dan menunjukkan solidaritas kepada sesama umat Islam yang sedang menjalankan ibadah haji yang memang membutuhkan kesungguhan dan ketekunan yang tinggi.

“Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu: Sepuluh hari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya: Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi Sabilillah? Beliau menjawab: tidak juga jihad fi Sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun.” (HR. Imam Bukhari)

Baca Juga : Bulan Dzuhijjah dan Amalan Istimewa di dalamnya

2.      Bukti Ketaatan Kepada Allah

Bulan Dzulhijjah terkenal karena memiliki banyak keutamaan, karena di dalamnya terdapat berbagai amalan yang dapat dilakukan. Salah satu perintah yang harus dilaksanakan oleh umat Islam adalah ibadah kurban, yang merupakan wujud pengamalan ketakwaan dan ketaatan kepada Allah. Seperti kesetiaan Nabi Ibrahim ketika diperintahkan untuk menyembelih anaknya yang sangat ia cintai, Nabi Ismail, kurban menjadi kesempatan bagi kita untuk membuktikan ketaatan kita dengan rela melepaskan harta yang berharga demi menjalankan perintah Allah SWT.

“Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurban lah (sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah).” (QS. Al-Kautsar: 2)

3.      Peluang untuk Meninggalkan Sifat-sifat Buruk

Dalam kurban, kita mengorbankan harta berharga yang kita miliki. Namun, kurban tidak hanya sekadar tentang menyembelih hewan. Perintah kurban dimaksudkan untuk mengajarkan manusia tentang pentingnya peduli terhadap sesama dan untuk membebaskan diri dari sifat buruk, terutama sifat bakhil atau kikir.

4.      Kesempatan untuk Berbagi Kebahagiaan dengan Sesama

Kurban adalah momen besar untuk berbagi kebahagiaan kepada mereka yang kurang mampu, yang seringkali kesulitan mendapatkan daging dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dari itu, kurban juga memberikan kesempatan bagi para peternak hewan kurban untuk meningkatkan perekonomian mereka. Tentu saja, kesuksesan penjualan hewan kurban membawa kebahagiaan bagi para peternak, yang memerlukan perawatan yang cermat selama prosesnya.

Dengan demikian, kurban memberikan kebahagiaandan keberkahan kepada banyak pihak, termasuk mereka yang melaksanakannya, yang menerimanya, dan para peternak hewan kurban itu sendiri.