Zakat sering kali dianggap sebagai kewajiban tahunan yang hanya perlu diingat sekali-sekali, atau bahkan cuma diingat saat bulan Ramadan. Pada akhirnya, kita selalu menunda-nunda dan merasa bahwa zakat itu urusan nanti-nanti yang tidak terlalu penting.
Padahal, selain merupakan salah satu kewajiban dalam Islam, zakat ikut berperan serta dalam keseimbangan sosial di masyarakat. Coba simak lima alasan penting ini, agar kamu jadi lebih paham kenapa bayar zakat itu gak bisa dianggap remeh!
Pertama, zakat bukan cuma anjuran, tapi perintah wajib yang datangnya langsung dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dalam Al-Qur’an, ada banyak ayat yang menyinggung soal kewajiban membayar zakat. Seperti yang kita tahu, zakat adalah bagian dari rukun Islam. Artinya, kewajiban zakat sama pentingnya sebagaimana kita berpuasa dan sholat.
Seumpama sebuah bangunan, bila salah satu pilar tidak sempurna, maka pondasi tersebut akan lemah dan rapuh. Itu kenapa zakat bukan hanya sekadar hal yang biasa dianggap remeh, tapi juga sebagai penyempurna agama dan bukti keimanan dan kepatuhan kita sebagai hamba-Nya.
Kata Zakat sendiri memiliki makna At-Thohuru, yang artinya membersihkan atau mensucikan. Tahukah Sahabat, kalau harta yang kita miliki bukan sepenuhnya milik kita? Ternyata, ada hak orang lain juga di dalam harta kita. Dengan membayar zakat, kita sedang membersihkan dan menyucikan harta kita dari bagian yang bukan milik kita.
Dan juga, zakat bantu membersihkan harta kita dari unsur-unsur yang haram atau tidak berkah.
Baca Juga : Pahala Jariyah Tanpa Ribet : Donasi Online Setiap Jumat Berkah Kini Lebih Mudah
Makna zakat ialah al-Barakatu, yang artinya berkah. Artinya, ketika seseorang menunaikan zakat atas harta yang dimiliki, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan selalu melimpahkan keberkahan padanya. Keberkahan ini juga akan berpengaruh dalam menjalani hidup, seperti diberikan hati yang tenang sehingga kehidupan jauh lebih damai dan tenteram.
Selain itu, banyak orang juga yang merasakan bahwa rezekinya jadi lebih lancar setelah rutin membayar zakat. Kok bisa?
Karena zakat sejatinya adalah bentuk rasa syukur kita kepada Allah, Sebagaimana firman-Nya yang berbunyi, "Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu...” (QS. Ibrahim : 7). Jadi, bayar zakat bukan mengurangi harta, tapi membuka pintu-pintu rezeki baru.
Zakat bukan cuma soal angka, tapi juga tentang keterhubungan sosial. Saat kita menyalurkan zakat, kita sedang berkontribusi langsung untuk membantu mereka yang membutuhkan. Itu artinya kita sedang menunaikan peran sebagai bagian dari umat yang saling peduli.
Zakat mengajarkan kita untuk lebih peka terhadap keadaan orang lain. Mendorong kita untuk merasakan kesulitan serupa yang dialami oleh saudara sesama muslim, sehingga memunculkan rasa empati dan kepedulian.
Kita sering berlomba-lomba merencanakan soal investasi jangka panjang, seperti menanam saham, membeli emas dan properti sebagai bentuk penanaman modal sejak dini di masa depan. Tapi pernahkah kita berpikir soal investasi jangka terpanjang yakni akhirat?
Zakat adalah salah satu cara paling nyata untuk "menabung pahala". Karena setiap harta yang dikeluarkan sebagai zakat akan dicatat sebagai amal baik dan akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Selain itu, manfaat dari zakat akan terus berjalan selama orang-orang yang kita bantu masih merasakan manfaatnya.
Yuk, mulai sekarang jangan anggap remeh zakat lagi. Karena zakat bukan sesuatu yang menunggu nanti. Semakin cepat kamu tunaikan, semakin cepat pula manfaat dan keberkahannya terasa. Jangan tunggu kaya raya dulu, karena zakat berlaku saat harta kita sudah mencapai nisab dan haulnya.
Pondok Yatim dan Dhuafa sebagai penyedia layanan zakat memfasilitasi pembayaran zakat dengan lebih mudah dan praktis, melalui Zakat Online yang bisa diakses di website sedekahyatim.id
Ingat, setiap rezeki yang kita miliki adalah titipan, dan zakat adalah kunci untuk menjaganya tetap berkah.
Copyright © 2019 - 2024 Pondok Yatim & Dhu'afa All rights reserved.