Bulan syaban adalah satu diantara bulan-bulan hijriyah yang didalamnya berisi kemuliaan dan kebaikan. Banyak sekali anjuran-anjuran melakukan ibadah sunnah termasuk puasa bulan syaban karena kemuliaan bulan ini.
Disebutkan oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani bahwa Sya’ban artinya berpencar. Ini disebabkan pada bulan ini orang arab pada masa dahulu keluar berpencar untuk mencari air. Selain itu, ada juga pendapat lain mengenai makna dinamakannya bulan syaban yakni berasal dari kata syi’b yang memiliki arti jalan di sebuah gunung atau jalan kebaikan.
Bulan syaban juga merupakan bulan sebelum ramadhan, di bulan ini Rasulullah banyak menganjurkan umatnya untuk memperbanyak amal kebaikan sekaligus mempersiapkan diri menyambut bulan suci ramadhan.
Ketika Nabi Muhammad SAW masih di mekkah, Nabi dan Umat muslim saat itu menghadap ke baitul maqdis atau masjid Al-Aqsha sebagai arah kiblat. Hal ini dimaksudkan agar umat islam menghadap ke arah yang suci dan terbebas dari berhala. Pada beberapa keterangan disebutkan bahwa masjidil haram di mekkah saat itu berisi 309 jenis berhala sebagai sesembahan masyarakat quraisy sehingga pada waktu itu Nabi SAW belum bisa shalat menghadap ke Masjidil haram.
Kemudian ketika Nabi dan kaum muslimin lainnya hijrah ke madinah, mereka masih melaksanakan shalat dengan menghadap ke baitul maqdis selama 17 bulan. Sebagaimana yang disampaikan oleh Sayyid Muhammad Abbas al-Maliki dalam kitabnya Maa Dzaa Fii Sya'ban:
“Ketika di madinah kaum muslim melaksanakan sholat menghadap ke baitul maqdis selama 17 bulan 3 hari. Hal ini karena kedatangan Nabi SAW ke madinah terjadi pada hari senin 12 rabi'ul awwal. Kemudian pada hari selasa pertengahan bulan sya’ban tahun kedua hijriah, Nabi melaksanakan sholat menghadap ke ka’bah atas perintah dari Allah.”
Berdasarkan hadits riwayat Abu Ya’la dengan sanad hasan, Aisyah RA berkata, “Saya bertanya kepada Nabi SAW: “Wahai Rasulullah, mengapa bulan yang paling engkau sukai untuk berpuasa adalah bulan sya’ban? Nabi SAW menjawab: “Sesungguhnya pada bulan ini Allah menulis setiap orang yang akan meninggal pada tahun itu. Maka aku suka jika ajalku datang dalam keadaan aku sedang berpuasa.”
Maka dari itu, di bulan sya’ban ini khususnya bagi umat islam di Indonesia sudah menjadi tradisi kebaikan mereka memperbanyak sedekah baik itu berbagi makanan kepada sanak keluarga, sahabat dan orang yang membutuhkan serta menyambung sillaturahim dengan harapan menjadi amal shalih dan memperpanjang umur.
Baca Juga Mengisi Subuh dengan Sedekah untuk Yatim Dhuafa Penghafal Al Quran
Usamah bin Zaid Radhiyallahu’anhu bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, “Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa (hampir) sebulan seperti yang engkau lakukan di bulan syaban?” Beliau bersabda, “Ia adalah bulan yang dilalaikan orang (bulan ini berada) di antara rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan yang diangkatnya amalan kepada Allah Ta’ala. Aku ingin amalanku diangkat ketika aku sedang berpuasa.” (Hr. Ahmad dan Nasa’i)
Dalam sebuah syair arab dikatakan,
“Rajab sudah berlalu, begitu pula amal kebaikan yang telah kau lakukan didalamnya, Dan inilah bulan syaban yang penuh keberkahan.
Wahai orang-orang yang menyia-nyiakan waktu karena tidak mengetahui kehormatannya.. Sadarlah dan waspadalah terhadap kebinasaanmu.
Karena engkau akan berpisah dengan kenikmatan secara paksa dan kematian akan mengosongkan rumahmu darimu secara paksa.”
Berikut amalan-amalan yang disunnahkan pada Bulan Syaban:
Memperbanyak doa juga merupakan salah satu amalan kebaikan terutama doa saat kita bisa memasuki bulan sya’ban
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: “Ya Allah berkahi kami di bulan Rajab dan Syaban dan sampaikan kami pada bulan Ramadhan.”
Ketika memasuki bulan sya’ban Rasulullah SAW memperbanyak amalan puasa sunnah sebagai bentuk menghindari kelalaian menuju bulan Ramadhan. Hal ini sebagaimana dalam hadist dari ‘Aisyah RA berkata:
“Nabi SAW tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi SAW biasa berpuasa pada bulan syaban seluruhnya.” (Hr. Imam Bukhari)
Diantara Rahasia mengapa Nabi Muhammad SAW banyak melakukan puasa di bulan ini adalah karena puasa syaban ibarat ibadah rawatib (ibadah sunnah yang mengiringi ibadah wajib). Oleh sebab itu, karena puasa syaban dekat dengan puasa ramadhan maka puasa di bulan ini memiliki keutamaan.
Mengisi waktu-waktu dengan amal shalih di bulan sya’ban adalah perbuatan yang dianjurkan Nabi SAW. Hal ini dikarenakan bulan syaban diapit oleh dua bulan agung yakni bulan haram (rajab) dan bulan puasa, sehingga orang-orang banyak menyibukkan diri di bulan tersebut dan lalai di bulan syaban ini.
Salah seorang salaf mengatakan, “Orang yang mengingat Allah di tengah-tengah orang-orang yang lalai bagaikan orang yang menjaga kelompok yang kalah. Seandainya tidak ada orang yang mengingat Allah pada saat manusia lalai maka manusia pasti binasa.”
Demikianlah keutamaan bulan syaban yang merupakan bulan pembuka sebelum ramadhan. Mari kencangkan kembali semangat beribadah dan berbuat kebaikan di bulan ini sebagai persiapan memasuki bulan suci yang mulia yakni bulan Ramadhan.
Copyright © 2019 - 2024 Pondok Yatim & Dhu'afa All rights reserved.