Rasanya begitu jenuh hampir satu tahun berlalu aktifitas kehidupan seseorang banyak dihabiskan di rumahnya, lantaran berkembangnya wabah Virus Corona (Covid-19) seperti sekarang ini yang membuat banyak orang harus berkegiatan di rumah, seperti bekerja dari rumah (WFH) dan sekolah online dari rumah.
Upaya pembatasan interaksi sosial juga terus dicanangkan seperti menjaga jarak baik secara fisik (physical distancing) maupun sosial (social distancing) bahkan melakukan lockdown (karantina wilayah) hingga peraturan dan larangan keras untuk melakukan aktivitas diluar rumah (PSBB).
Perberlakuan itu membuat pengaruh sangat besar pada aktivitas sosial masyarakat yang menjadi kebiasaan sebelumnya. Salahsatu hal nya adalah terbatasinya silaturahmi secara langsung, yang mayoritas masyarakat Indonesia identik dengan berjumpa dengan tetangga, keluarga dan teman-temannya. Belum lagi ditambah berita dan informasi perkembangan korban yang dinyatakan positif kian bertambah hari demi hari.
Hal-hal ini menyebabkan ketidakstabilan emosi seseorang yang membendung tiap harinya, cenderung kekhwatiran dengan kondisi kesehatan diri, keluarga hingga kebutuhan ekonomi. Keadaan emosional tersebut menimbulkan kecemasan yang berlebih sehingga kondisi tersebut rentan membuat orang stres. Pada akhrinya kondisi stres dapat menimbulkan kondisi imunitas tubuh menurun sehingga rentan terhadapat penyakit.
Situasi seperti ini memang memungkinkan menjadi faktor stres seseorang. Namun, sebaiknya jangan biarkan ini berlarut. Salah satu cara yang dapat meredam stres adalah dengan melakukan hal positif meski hanya dari rumah. Misalnya saja dengan ikut berbagi atau berdonasi ke Pondok Yatim & Dhuafa.
Psikolog anak dan remaja dari Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, mengatakan bahwa ketika kita bisa menolong seseorang atau membahagiakan orang lain maka rasa bahagia muncul secara otomatis dalam diri kita. “Manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial, bahwa kita tidak bisa hidup tanpa orang lain. Maka dari itu setiap manusia mempunyai mekanisme secara otomatis, jika memberi sesuatu kepada orang lain maka akan timbul dalam diri perasaan senang dan bahagia. Walaupun respon dari orang tersebut hanya sederhana,” ungkap Vera.
Beberapa penelitian pun menunjukkan bahwa memberi atau berbagi dapat menambah manfaat bagi kesehatan sipemberi, sipemberi merasa lebih baik dan juga membantu meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Perasaan bahagia dan senang membawa aura positif dalam diri. Aura positif itulah yang akan mengurangi rasa depresi atau stres yang dialami.
Dengan berbagi merupakan tindakan sederhana, yang tidak hanya membantu orang-orang yang kesusahan seperti dhuafa dan anak yatim, tetapi juga bermanfaat tambahan bagi diri sipemberi/donatur.
Mulai lakukan tips berbagi sederhana dengan share artikel ini