SERING PAMER DI SOSMED TANPA PEDULI SEKITAR

Di era modern ini sosial media turut populer seolah pengguna sosial tak perlu sungkan membagi kehidupan pribadi ke dunia maya. Berharap seluruh dunia harus tahu apa yang si pengguna lakukan dan miliki.

Tak jarang juga ada pengguna yang update status untuk mengungkapkan apa yang sedang dirasakan seperti contoh pamer senang-senang, pamer makan di restoran ternama, pamer kendaraan baru, pamer barang branded, pamer gaya hidup serba mewah dan lain sebagainya.

Tanpa disadari sering sekali memamerkan gaya hidup glamor lalu lupa bersedekah, tanpa berpikir akan penderitaan orang-orang yang sedang dalam kesusahan. Tujuan sebenarnya dari pamer tersebut adalah ingin mendapatkan pengakuan. Ingin dipandang dan diakui oleh publik bahwa mereka adalah orang kaya dan sukses.

Cenderungnya dilakukan oleh kaum muda yang berhasil dengan pencapaiannya, lalu merasa perlu menunjukkannya ke media sosial. Memang sah-sah saja dengan hal itu tapi ada baiknya jika harus bijak dengan keadaan sosial yang lain.

Jika di zaman Qarun memamerkan harta bendanya dengan cara keluar istana, maka di zaman ini tak perlu keluar rumah, cukup update di sosial media. Ketika banyak orang yang melihatnya, lalu timbul rasa berbangga diri karena telah memperlihatkan harta bendanya.

Ingatlah apa yang sekarang menjadi milik kita semua atas izin Allah. Allah mengizinkan kita untuk memakainya dan menjaganya, harta yang dimiliki bukanlah milik kita sepenuhnya, hanya titipan dari Allah SWT.

Kapan saja jika Allah mengambilnya, maka tak ada satu pun yang bisa menghalanginya, meski kita merasa barang itu adalah hak kita melalui usaha yang telah ditempuh. 

Sebenarnya orang yang memamerkan harta kekayaan dengan gaya hidup mewah adalah ketidakmampuan mereka untuk memahami hubungan sosial dengan bijak.

Rasulullah bersabda dalam hadits :

“Ketika ayat shadaqah turun, kami berlomba-lomba, lalu datanglah seseorang dengan membawa shadaqah yang banyak dan orang-orang berkata, ia orang yang pamer. Kemudian datanglah seseorang lalu ia bershadaqah dengan satu sha’. Orang-orang berkata; “Sesungguhnya Allah lebih kaya daripada satu sha’ ini”. Maka turunlah At-Taubah ayat 79: “Orang-orang munafik yaitu yang mencela orang-orang beriman yang memberi sedekah dengan sukarela dan mencela orang-orang yang tidak memperoleh untuk disedekahkan selain sekedar kesanggupannya”. (H.R Bukhari No. 1326)

 

Bahaya Dari Berperilaku Pamer (Riya)

Ada yang perlu diketahui akan bahaya dari berperilaku pamer (riya), yaitu :

1. Membatalkan Amalan

Riya akan membatalkan amalan atau menghilangkan amalan-amalan kebaikan. Hal ini dikarenakan niat bukan dilakukan karena keikhlasan pada Allah, melainkan untuk mendapatkan pujian, menyakiti hati orang lain, atau bahkan membuatnya menjadi sesuatu yang dibangga-banggakan.

Hal ini harus dijauhi agar amalan kita tetap terjaga keikhlasannya dan pahalanya tidak menguap begitu saja.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ

“Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima, seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadikan dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak Memberi Petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al Baqarah : 264)

 

2. Mendatangkan Murka Allah

Allah murka dan tidak menyukai perbuatan pamer/riya. Jangan sampai kehilangan rahmat dan kecintaan dari Allah karena tidak benar-benar tulus dan ikhlas untuk menjalankan perintah Allah dengan sebaik-baiknya. Karena, tanpa rahmat dari Allah tentunya manusia akan kehilangan nikmat yang banyak.

 

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ

 

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. Lukman: 18)

 

Cara Menghindari Riya Menurut Islam

Agar kita terhindar dari bahaya riya, maka berikut adalah hal-hal yang harus kita akukan :

1. Bermujahadah atau bersungguh-sungguh dalam ibadah

Segera jauhkan keinginan rasa riya setiap kali beramal atau beribadah dan hadirkanlah motivasi keakhiratan, ketauhidan, agar keinginan tersebut tidak hadir dalam ibadah atau amalan kebaikan kita. Jangan sampai riya tersebut hadir saat sebelum, saat beramal, atau setelahnya.

2. Menghilangkan penyebab riya

Menghilangkan akar penyebab riya diantaranya adalah menjauhi segala sanjungan. Kita serahkan dan kembalikan sanjungan tersebut kepada Allah SWT. Jangan biarkan sanjungan tersebut membuat kita sombong dan memamerkannya kepada orang lain. Jangan sampai tertipu dengan sanjungan karena hal itu bisa membakar pahala kita.

3. Memahami Tujuan Hidup

Tujuan beramal kebaikan dalam dalam rangka beribadah dan mengharapkan ridha Allah. Dalam surah adz dzariyat: 56 firman Allah Ta’ala :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.” (QS Adz Dzariyat : 5)

Pamer/riya berdampak negatif yang jelas dan mudah dideteksi. Selain itu ada dampak negatif yang samar-samar, dikatakan samar-samar karena pelakunya sering tidak sadar riya (pemer). Pamer dikategorikan sebagai perbuatan syirik kecil yang berakibat dosa besar.

Sebagaimana hadits Nabi berikut: 

“Sesungguhnya yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah syirik ashghar (syirik terkecil).” Para sahabat bertanya, “Apa itu syirik terkecil itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu riya’ (pamer).” (HR ahmad)

Memang memviralkan amal kebaikan, atau ibadah, atau kegiatan baik, tidak mesti untuk tujuan pamer atau riya’. Bisa jadi agar selalu bersyukur akan nikmat yang telah diperoleh dan ingin memberikan motivasi dakwah atau inspirasi kepada orang lain untuk beramal sholeh.

اِنْ تُبْدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِيَۚ وَاِنْ تُخْفُوْهَا وَتُؤْتُوْهَا الْفُقَرَاۤءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۗ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِّنْ سَيِّاٰتِكُمْ ۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.Al-Baqarah : 271)

Sedekah dengan secara sembunyi maupun terang-terangan tetap mendapatkan pahala dari Allah SWT. Semuanya tergantung niat, pamer atau riya’ merupakan perbuatan hati yang sulit diprediksi dan diketahui karena sifatnya yang bathin. 

Seperti dalam firman Allah SWT : 

۞ لَا خَيْرَ فِيْ كَثِيْرٍ مِّنْ نَّجْوٰىهُمْ اِلَّا مَنْ اَمَرَ بِصَدَقَةٍ اَوْ مَعْرُوْفٍ اَوْ اِصْلَاحٍۢ بَيْنَ النَّاسِۗ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ اَجْرًا عَظِيْمًا

“Tidak ada kebaikan pada banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pada pembicaraan rahasia orang yang menyuruh bersedekah, berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Siapa yang berbuat demikian karena mencari ridha Allah kelak Kami anugerahkan kepadanya pahala yang sangat besar”. (Q.S.An-Nisa : 114)

 

Oleh karena itu, mari kita lebih menyibukkan diri untuk mengintropeksi diri dan meluruskan niat amal kebaikan hanya mengharap ridha Allah. Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan pertolongan kepada kita semua serta istiqamah dalam berbuat kebaikan. Amin ya Rabbal Alamin

Sedekah secara sembunyi-bunyi bisa dilakukan melalui pondokyatim.or.id atau sedekahyatim.id juga bisa melalui aplikasi di google playstore sedekahyatim.

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top
%d blogger menyukai ini: