Keistimewaan bulan dzulhijjah tidak hanya pada ibadah qurban saja, tapi juga pada satu ibadah utama yang merupakan rukun islam kelima, ibadah haji. Jutaan umat islam di dunia setiap tahun datang memenuhi seruan Allah untuk menunaikan ibadah haji ini di tempat suci yang Allah berkahi yakni Ka’bah.
….جَعَلَ اللّٰهُ الۡـكَعۡبَةَ الۡبَيۡتَ الۡحَـرَامَ قِيٰمًا لِّـلنَّاسِ
Artinya : “Allah telah menjadikan bangunan Ka‘bah rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) manusia (berkumpul).” (QS. Al-Maidah : 97)
Sejarah Pembangunan Ka’bah
Sepanjang sejarah, riwayat pembangunan kabah (membangun dan merenovasi) setidaknya ada12 kali pembangunan yakni oleh Malaikat, Nabi Adam as, Nabi Syits bin Adam as, Nabi Ibrahim dan Ismail as, Al-Amaliqah, Jurhum, Qushai bin Kilab, Quraisy, Abdullah bin Zubair ra (65H), Hujaj bin Yusuf (74H), Sultan Murad Al-Usmani (1040H), dan Raja Fahd bin Abdul Aziz (1417H).
Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, bahwasanya suatu saat Ibrahim berjalan hingga sampai di suatu lembah namun ia tidak melihat ka’bah di situ. Padahal wajahnya menghadap ke arahnya (ka’bah). Lalu sambil mengangkat tangannya, nabi ibrahim mengucapkan doa untuk anak keturunanya,
“Ya Allah, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di Mekah, lembah yang tak berpenghuni dan tidak mempunyai tanam-tanaman, di lokasi yang dekat dengan rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Allah, aku tempatkan mereka di sana agar mereka melaksanakan salat.” (QS. Ibrahim (14) : 37)
Ka’bah memiliki ukuran tinggi 14m. Panjang di sudut Multazam 12.84m, Panjang di sudut Hijr Ismail 11.28m, Panjang di antara Rukun Syami dan Rukun Yamani 12.11m, kemudian di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad 11.52m. [Tarikh Makkah 42]
Bangunan Ka’bah sendiri mempunyai tiga tiang utama penyangga atap yang terbuat dari kayu dengan diameter 44cm dan jarak antar tiangnya 2,35m. Disebelah kanan dalam ka’bah ada tangga menuju ke atap.
Tangga ini memiliki pintu yang dikenal dengan “Pintu Taubat”. Pintu ini diselimuti oleh Kiswah (Tirai) dan batu-batuan dari marmer warna serta kaligrafi yang indah melapisi dindingnya. Selain itu, atapnya serta sisi-sisi dindingnya ditutupi dengan kiswah dari sutra warna hijau.
Beberapa bagian dari Ka’bah
Hajar aswad, yaitu batu yang tertanam di bagian pojok selatan kabah pada ketinggian 1,10m dari tanah dan panjang 25cm dengan lebar 17cm.
Mulatazam, ada di antara hajar aswad dan pintu ka’bah yang jaraknya sekitar 2m
Hijr Ismail, yakni bangunan terbuka yang membentuk setengah lingkaran
Rukun Yamani, Letaknya sejajar dengan hajar aswad dan merupakan salah satu sudut ka’bah yang menghadap ke arah yaman.
Syadzarwan, ini ada dalam bagian bangunan dengan bentuk melengkung di bawah dinding ka’bah sampai ke permukaan tanah.
Kiswah
Kiswah adalah kain hitam yang menutupi empat dinding kabah. Dalam sejarah orang pertama yang membuat kiswah ialah Nabi Ismail as.
Adapula yang mengatakan yang membuat kiswah ialah Penguasa Yaman, As’ad Al-Humairi. Setelah runtuhnya Dinasti Abbasiah pada tahun 656H/1258M. Kiswah didatangkan dari Mesir dan Yaman .
Pada tahun 1392H/1972M Raja Fahd bin Abdul Aziz yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil ketua II Dewan menteri telah meletakkan batu pertama pabrik pembuatan kiswah yang terletak di Makkah dan pada tahun 1397H/1977M ia meresmikannya ketika menjadi putera mahkota.
Di bawah koordinasi Departemen Urusan Masjidil haram dan Masjid Nabawi, pabrik seluas 100.000m persegi ini menampung lebih dari 240 orang tenaga kerja.
Musnahnya Ka’bah di Akhir Zaman
“Ka’bah akan dimusnahkan oleh seorang (Lelaki yang memiliki kaki bengkok) dari habasyah” (Hr. Bukhari 1591)
Dalam redaksi lain, Hadits riwayat dari Aisyah ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
“Sebuah pasukan hendak menyerang Ka’bah, hingga ketika mereka berada di sebuah padang pasir, semua pasukan Allah tenggelamkan ke dalam bumi.” (HR. Bukhari 2118)
Ibnu Hajar dalam kitabnya “Fathul Bari” dalam bab: runtuhnya ka’bah, mengatakan : Hadits-hadits yang menjelaskan akan terjadinya penyerangan kepada Ka’bah. Penyerang pertama Allah hancurkan sebelum mereka sampai ke Ka’bah dan penyerangan kedua Allah biarkan, sepertinya penyerang yang Allah hancurkan adalah yang pertama. (Fathul Bari bab Runtuhnya Ka’bah)
Wallahu a’lam