Pendidikan life skill anak yatim & dhuafa

Menggali Potensi Yatim & Dhuafa lewat Pelatihan Life Skill

Share artikel Life Skill :

Harus diakui secara umum sikap maupun mentalitas kewirausahaan masyarakat
Indonesia masih rendah. Kenyataan menunjukkan, dari dimensi sosial misalnya, generasi muda kita umumnya lebih tertarik menjadi pegawai daripada berusaha membuka usaha sendiri.

Sementara secara kultur, para orang tua merasa bangga dan bergengsi jika putra putrinya diangkat menjadi pegawai negeri atau perusahaan swasta/BUMN yang bonafid. Dengan kata lain, masyarakat Indonesia lebih suka mencari pekerjaan dari pada menciptakan pekerjaan.

Generasi muda tidak dibesarkan dalam budaya wirasusaha sehingga ketika dewasa memiliki pola pikir untuk mencari kerja bukan mencipta kerja.

Berkaitan dengan pendidikan non-formal sering dikeluhkan kurang tertanamnya jiwa
kewirausahan pada anak. Masyarakat mengharapkan lembaga pendidikan mampu menciptakan generasi muda yang memiliki jiwa kewirausahaan sehingga mereka bisa mengubah rongsokan menjadi emas.

Secara umum dapat dikemukakan, tujuan dari penyelenggaraan kecakapan hidup (life skills) di lingkungan asrama panti asuhan adalah untuk membantu para anak asuh, mengembangkan kemampuan berpikir, menghilangkan pola pikir atau kebiasaan yang kurang tepat dan mengembangkan potensi diri.

Agar dapat memecahkan problematika kehidupan secara kontraktif, inovatif dan kreatif sehingga dapat menghadapi realitas kehidupan dengan bahagian baik secara lahiriyah maupun batiniah.

Tujuan pendidikan berorientasi pada kecakapan hidup untuk anak asuh

  1. Mengaktualisasikan potensi anak asuh sehingga mereka cakap bekerja (cakap hidup) dan mampu memecahkan masalah hidup sehari-hari
  2. Merancang pendidikan dan pembelajaran agar fungsional bagi kehidupan anak asuh dalam menghadapi kehidupannya sekarang dan dimasa datang.
  3. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di lingkungan asrama panti asuhan dan di masyarakat

Materi pelatihan disusun sesuai kebutuhan dan berdasarkan kemampuan anak asuh. Materi yang diberikan terdiri dari dua bagian yaitu teori dan praktek. Materi ini kemudian disusun menjadi sebuah modul yang akan memudahkan anak asuh dalam mempelajarinya.

Secara keseluruhan program penerapan pelatihan life skill untuk yatim & dhuafa tentang pemberdayaan anak asuh melalui pelatihan keterampilan sebagai bekal kecakapan hidup di Pondok Yatim & Dhuafa diharapkan mencetak anak asuh yang lebih mandiri dan berani mengatasi kehidupan.

1 komentar untuk “Menggali Potensi Yatim & Dhuafa lewat Pelatihan Life Skill”

  1. Pingback: PYD - Pondok Yatim & Dhuafa

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top
%d blogger menyukai ini: