Share Artikel Lebaran Yatim :
Pada dasarnya, berbuat baik atau beramal sholeh memang tidak terikat oleh hari atau tempat tertentu. Selama itu merupakan perbuatan yang baik dan diajarkan dalam agama, maka ia bisa dilakukan kapan saja, termasuk menyantuni anak yatim.
Sebagian besar masyarakat menyebut kalau hari Asyura, bertepat pada hari kesepuluh di bulan Muharam adaiah hari lebaran untuk anak yatim. Alasannya pada hari itu dianjurkan untuk memberikan perhatian lebih dibandingkan hari-hari yang lain terhadap mereka.
Tradisi menyantuni anak yatim pada hari Asyura memang sudah ada sejak lama, dan dilakukan oleh masyarakat umum maupun para ulama.
Namun, yang dimaksud lebaran untuk anak yatim bukanlah hari raya seperti Idul Fitri atau Idul Adha, melainkan momen untuk membahagiakan hati anak yatim. Hari Asyura adalah waktu yang tepat untuk mengingatkan orang yang selama ini acuh tak acuh, agar terbuka mata hatinya sehingga mau memperhatikan nasib anak-anak yatim.
Berbuat baik bahkan menjamin kehidupan anak yatim sangat dianjurkan dalam agama dan merupakan amal kebajikan. Balasannya juga sangat besar dan terdapat banyak dalil dari Alquran maupun riwayat dari hadis yang menyebutkan hal itu. Dan, amalan saleh ini sebenarnya tidak terikat oleh waktu-waktu tertentu.
Momen 10 Muharram tidak pula dimaksudkan bahwa santunan kepada anak yatim hanya berlangsung pada hari tersebut, karena menyantuni anak yatim bisa dilakukan kapanpun dan di manapun. Namun, menjadikannya hari Asyura misalnya sebagai hari untuk lebih banyak berbuat baik kepada anak yatim, bukan juga tradisi yang buruk.
Asalkan, tidak hanya menyempitkan makna berbuat baik hanya di hari Asyura, dan meyakini bahwa di hari lain tidak lebih baik dari hari Asyura. Artinya, hari Asyura bisa dijadikan momentum pengingat penting untuk beramal saleh.