Jangan Sia-Siakan Waktu Luangmu
Diantara banyaknya nikmat yang dilupakan oleh mayoritas umat manusia dan tidak menunaikan hak untuk mensyukurinya ialah nikmat waktu luang. Jangan sia-siakan waktu luangmu karena ia (waktu) tidak akan kembali kepadamu.
Imam Ahmad telah meriwayatkan hadist dari Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu dari Nabi Shalallahu’alaihi wasallam sebagai berikut: “Sesungguhnya kesehatan dan waktu luang adalah dua macam kenikmatan dari nikmat Allah yang banyak yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia.” (HR. Ahmad)
Maksud luang disini ialah luang atau kosong dari kesibukan-kesibukan dan rintangan-rintangan yang menghalang-halangi seseorang mengerjakan amal perbuatan ukhrawi (akhirat).
Syaikh Al-Munawi menjelaskan bahwa kerugian itu tidak hanya pada transaksi jual beli dan perdagangan saja. Namun bagi seorang mukallaf ia dimisalkan sebagai pedagang, Kesehatan dan waktu luang sebagai modal, sebab keduanya bisa menjadi sarana mencari keuntungan dan keberhasilan.
Oleh karena itu, Barangsiapa beramal karena Allah dengan mengerjakan segala perintah-Nya, maka ia akan beruntung. Sebaliknya, Barangsiapa beramal mengikuti setan, maka ia menyia-nyiakan modalnya yakni waktu luangnya.
Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara : Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, Hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(HR. Al Hakim, Hadits ini shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)
Dalam hadist dikatakan “Masa luangmu sebelum datang masa kesibukanmu” yakni waktu luang tentunya tidak selamanya kosong. Sudah tentu akan diisi dengan kebajikan atau keburukan. Maka barangsiapa yang tidak menyibukkan dirinya dalam kebenaran, tentunya ia akan disibukkan dalam kebatilan.
Oleh sebab itu, Sungguh beruntung bagi orang yang mengisi waktu luangnya dengan kebajikan dan kemashlahatan. Dan sebaliknya, kecelakaan yang dahsyat bagi orang yang mengisi waktu luangnya dengan kemaksiatan dan perbuatan yang tidak berguna.
Sebagian ulama Shalihin mengatakan, “Luangnya waktu dari kesibukan-kesibukan adalah nikmat yang besar”. Jika seorang hamba mengkufuri nikmat tersebut, dengan cara membuka pintu kemaksiatan untuk dirinya, dan iapun terjerumus kedalamnya maka Allah akan mencabut kenikmatan hatinya,kebeningan hatinya pun akan dicabut.
Syaikh Ibnu ‘Atha’illah mengatakan, “Kehinaan yang sungguh ialah engkau terbebas dari kesibukan-kesibukan, namun engkau tak mau datang menghadap Allah. Dan sedikitnya rintangan dalam beribadah, namun engkau tak mau pergi kepada-Nya”.
Jangan Menjadi Pengangguran
Orang yang berilmu tidak akan suka dengan sifat menganggur, tidak sibuk dalam urusan agamanya dan tidak sibuk pula dalam urusan duniawinya. Dalam keadaan inilah nikmat waktu luang berbalik menjadi bencana bagi orang yang tidak mengisinya dengan amal, baik dia seorang pria maupun seorang wanita.
Bahaya pengangguran akan lebih dahsyat apabila dibarengi dengan usia muda yang masih memiliki kekuatan dan kemampuan harta yang memungkinkan seorang manusia dapat meraih apa saja yang ia sukai. Dalam kaitan tersebut, Abu ‘Atahiyah berkata : “Sesungguhnya usia muda, pengangguran dan kemampuan harta, menghancurkan orang dengan dahsyatnya.”
Dengan demikian, Sudah seharusnya kita mampu memanfaatkan waktu luang dan jangan sia-siakan kenikmatan ini. Imam al-Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan: “Wahai anak Adam (manusia), kamu itu hanyalah (kumpulan) hari-hari, tiap-tiap satu hari berlalu, hilang sebagian dirimu.”