Bulan Dzulhijjah & Samudera Keistimewaannya

Allah memiliki hari-hari dalam setahun yang penuh dengan karunia dan anugerah, yang Allah karuniakan kepada hamba-hamba-Nya yang mentauhidkan-Nya. Diantara hari-hari yang penuh dengan karunia dan anugerah tersebut adalah 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah. Kesepuluh hari ini adalah musim yang paling agung diantara musim-musim keta’atan lainnya. Musim yang selalu dinanti-nanti dan dielu-elukan oleh orang-orang yang beriman. Musim yang senantiasa dirindukan oleh hamba-hamba Allah yang mentauhidkan-Nya.

Keutamaan awal Dzulhijjah juga disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW ,“Tidak ada amalan yang lebih mulia dari amalan yang dilakukan pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah.” Para sahabat berkata, “Tidak pula bisa ditandingi dengan jihad?” “Walaupun dengan jihad. Kecuali jika seseorang keluar berjihad lalu sesuatu membahayakan diri dan hartanya lantas ia kembali dalam keadaan tidak membawa apa pun”, jawab beliau (HR. Bukhari, no. 969).

Melihat betapa banyak keistimewaan bulan dzulhijjah ini maka sangat disayangkan jika tidak mengisinya dengan amalan yang dapat menambah pahala. Begitu pula Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melakukan berbagai amal kebaikan. Berikut ulasan mengenai amalan-amalan di bulan dzulhijjah :

1. Puasa  Sunnah di Bulan Dzulhijjah

Disunnahkan untuk memperbanyak puasa dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah karena Nabi SAW mendorong kita untuk beramal shalih ketika itu dan puasa adalah sebaik-baiknya amalan shalih.

Cara melakukan puasa awal Dzulhijjah :

1. Boleh melakukan dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah, lebih utama lagi puasa Arafah (9 Dzulhijjah).

2. Boleh melakukan dengan memilih hari yang diinginkan, yang penting jangan tinggalkan puasa Arafah. Niat puasa Arafah cukup dalam hati, karena maksud niat adalah keinginan untuk melakukan amalan.

2. Takbir dan Dzikir

Amalan Bulan Dzulhijjah

Yang termasuk amalan shalih juga adalah bertakbir, bertahlil, bertasbih, bertahmid, beristighfar, dan memperbanyak doa. Disunnahkan untuk mengangkat (mengeraskan) suara ketika bertakbir di pasar, jalan-jalan, masjid, dan tempat-tempat lainnya. Imam Bukhari menyebutkan, Ibnu ‘Abbas berkata, “Berdzikirlah kalian kepada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu sepuluh hari pertama Dzulhijjah dan juga pada hari-hari tasyrik.”

Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin ‘Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah. (Dikeluarkan oleh Bukhari tanpa sanad –mu’allaq-pada Bab “Keutamaan Beramal pada Hari Tasyrik”).

Catatan: Perlu diketahui bahwa takbir itu ada dua macam, yaitu takbir muthlaq (tanpa mengaitkan dengan waktu  tertentu) dan takbir muqoyyad (dikaitkan dengan waktu tertentu). Takbir awal Dzulhijjah bersifat muthlaq, artinya tidak dikaitkan pada waktu dan tempat tertentu. Jadi boleh melakukan takbir di pasar, masjid, dan saat berjalan. Takbir  tersebut dilakukan dengan mengeraskan suara khusus bagi laki-laki.

3. Menunaikan Haji dan Umrah

Amal yang paling utama di 10 hari awal Dzulhijjah ini adalah Haji Mabrur. Kata Nabi SAW, “Haji mabrur itu tidaklah akan memperoleh balasan kecuali surga.”, terutama haji wajib.

Haji di bulan Dzulhijjah

Momen Ibadah Haji dan Umrah ini sejalan dengan aspek kebaikan yang paling lengkap, berupa pelaksanaan kewajiban dan menjauhi segala yang haram, yang digabungkan dengan perbuatan baik kepada orang lain, seperti menyebarkan salam dan memberi makan. Terlebih lagi jika menggabungkannya dengan banyak berdzikir kepada Allâh ,berduyun-duyun dan berbondong-bondong mengangkat suara saat talbiyah.

(Dikutip dari Lathâ`iful Ma’ârif karya Ibnu Rojab (hal. 264) dan Fathul Bârî karya Ibnu Rojab (IX/14)

4. Berqurban di Bulan Dzulhijjah

Di hari Nahr (10 Dzulhijjah) dan hari tasyrik disunnahkan untuk berqurban. Bahkan berqurban itu lebih utama dari sedekah yang senilai qurban sebagaimana dikatakan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauzy,

“Rasulullah SAW biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fitri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat ‘ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.” (HR. Ahmad, 5:352. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Ibnu Qudamah mengatakan, Imam Ahmad berkata: “Saat Idul Adha dianjurkan tidak makan hingga kembali dan memakan hasil sembelihan qurban. Karena Nabi SAW makan dari hasil sembelihan qurbannya. Jika seseorang tidak memiliki qurban (tidak berqurban), maka tidak masalah jika ia makan terlebih dahulu sebelum shalat ‘ied.’” (Al-Mughni, 2:228). Dan maksud tidak makan di sini bukan bermakna puasa.

5. Bertaubat & Memperbanyak Amalan Shalih 

Amalan Shalih disini ialah seperti shalat, sedekah, membaca Al-Qur’an, dan beramar ma’ruf nahi mungkar. Termasuk yang ditekankan pula di awal Dzulhijjah adalah bertaubat dari berbagai dosa dan maksiat serta meninggalkan kedzaliman terhadap sesama.

 

 

Demikianlah, Musim yang di dalamnya ini ada kesempatan untuk mengangkat derajat, menutup keburukan, melengkapi kekurangan dan mengganti kebaikan-kebaikan yang terluput, hendaknya kita mampu bersungguh-sungguh di dalamnya serta berupaya meraih rahmat Allâh.

Pondok Yatim dan Dhu’afa dengan mengusung Tema “JIWA MUSLIM BERANI BERQURBAN” mengajak kaum muslimin untuk berbagi kebaikan serta berkah dengan menunaikan ibadah qurban bersama Pondok Yatim dan Dhu’afa. Mari segerakan kebaikan melalui qurban. Siapkan Qurban terbaik anda melalui /https://qurban.pondokyatim.or.id/

Semoga Allah mudahkan kita untuk Berqurban Tahun ini. Aamiin Allahumma Aamiin

 

 

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top
%d blogger menyukai ini: