Bulan Dzuhijjah dan Amalan Istimewa di dalamnya

Hari raya qurban atau idul adha berada di dalam bulan haram yang sangat mulia yakni bulan dzulhijjah. Allah SWT memerintahkan untuk banyak beribadah dan melakukan amal-amal kebaikan di bulan suci ini. Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Bulan Dzulhijjah Istimewa

Keistimewaan bulan dzulhijjah telah disebutkan dalam sebuah hadits dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada amalan yang lebih mulia dari amalan yang dilakukan pada sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah.” Para sahabat berkata, “Tidak pula bisa ditandingi dengan jihad?.” Rasulullah SAW menjawab “Walaupun dengan jihad. Kecuali jika seseorang keluar berjihad lalu sesuatu membahayakan diri dan hartanya lantas ia kembali dalam keadaan tidak membawa apapun.” (Hr. Bukhari 969)

Hadits diatas memberikan dorongan semangat untuk kita sebagai umat muslim agar mengisi bulan dzulhijjah dengan amalan-amalan kebaikan. Diantara amalan kebaikan yang dianjurkan oleh rasulullah SAW adalah sebagai berikut:

1. Melakukan Puasa Sunnah

Puasa Sunnah Dzulhijjah

Diantara keutamaan bulan dzhulhijjah adalah Rasulullah SAW menganjurkan untuk menyambutnya dengan puasa sunnah diawal bulan yakni mulai tanggal 1-9 dzulhijjah sebagaimana dalam hadits, dari Hunaidah bin Khalid, dari istrinya, beberapa istri nabi SAW mengatakan, “Rasulullah SAW biasa berpuasa pada sembilan hari awal dzulhijjah, pada hari Asyura (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, awal bulan di hari senin dan Kamis.” (Hr. Abu Daud No.2437). Perilaku Nabi ini diikuti oleh beberapa sahabat yang ikut berpuasa selama Sembilan hari awal bulan dzuhijjah diantaranya Ibnu Umar. Kemudian beberapa ulama di zaman selanjutnya seperti Hasan Al-Bashri, Ibnu Sirin, dan Qatadah.

Cara melakukan puasa di awal dzulhijjah yakni boleh melakukan dari tanggal 1 sampai 9 dzulhijjah, dan lebih utama lagi puasa arafah (9 dzulhijjah) kemudian boleh juga melakukan dengan memilih hari yang diinginkan dan sangat dianjurkan untuk melaksanakan puasa arafah di tanggal 9 dzulhijjah.

2. Bertakbir dan Dzikir

Takbir pada awal dzulhijjah bersifat muthlaq yakni tidak dikaitkan pada waktu tertentu. Oleh karenanya, termasuk amalan kebaikan yakni banyak berdzikir dan bertakbir serta memperbanyak doa di bulan dzulhijjah. Selain itu, disunnahkan juga untuk mengeraskan suara ketika bertakbir di pasar, jalan raya, masjid dan tempat lainnya.

Ibnu Abbas RA berkata, “Berdzikirlah kalian kepada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu sepuluh hari pertama Dzulhijjah dan juga pada hari-hari tasyrik.” Ibnu Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama dzulhijjah, lalu mereka bertakbir lantas manusia lainnya-pun ikut bertakbir. Muhammad bin Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah.” (Hr. Bukhari)

3. Menunaikan Haji dan Umrah

Ibadah Haji dan Umrah

Pengertian haji secara istilah yaitu mendatangi ka’bah untuk mengadakan ritual tertentu, ada juga yang mendefinisikan haji yaitu berziarah ke tempat tertentu pada waktu tertentu dan amalan-amalan tertentu dengan niat ibadah. Sedangkan ibadah umrah menurut ilmu fiqih yaitu Tawaf di sekeliling baitullah dan sa'i antara safa dan marwah dengan berihram.

Dalil perintah ibadah haji yakni terdapat dalam firman Allah Ta'ala, "Mengerjakan ibadah haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah yaitu orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke baitullah. Siapa yang mengingkari , maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari Alam semesta." (Qs. Ali 'Imran ayat 97)

Ibadah haji berbeda dengan umrah, haji tidak bisa dikerjakan di sembarang waktu. Dalam setahun ibadah haji dilaksanakan hanya satu kali yakni di bulan dzulhijjah. Dan sebaliknya ibadah umrah bisa dikerjakan kapan saja tanpa ada ketentuan waktu. Hukum melaksanakan ibadah haji yakni fardhu ‘ain bagi muslim mukallaf yang mampu secara harta dan fisik.

4. Melaksanakan Shalat Idul Adha

Perintah untuk melaksanakan shalat idul adha terdapat dalam sebuah hadits, “Dari Anas bin malik RA berkata, bahwa orang-orang jahiliyah punya dua hari dalam setiap tahun dimana mereka bermain-main untuk merayakannya. Ketika Rasulullah SAW tiba hijrah di madinah, beliau bersabda, “Dahulu kalian punya dua hari untuk merayakan, lalu Allah menggantinya bagi kalian yang lebih baik, yaitu hari fithr (Idul Fitri) dan hari adha (Idul Adha).” (Hr. An-Nasa’i)

5. Berqurban

qurban

Amalan istimewa lainnya di bulan dzulhijjah yakni berqurban, dalam bahasa arab qurban disebut udhiyyah yang artinya menyembelih hewan-hewan ternak sebagai pendekatan diri kepada Allah pada hari-hari tertentu dengan syarat khusus. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Ibadah harta yang paling mulia adalah kurban dan ibadah badan yang paling mulia adalah shalat.” (Majmu Fatawa)

Baca Juga Pengertian Qurban dan Tata Cara Pelaksanaannya

Allah SWT juga berfirman mengenai perintah untuk berqurban, “Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan berqurbanlah.” (Qs. Al-Kautsar ayat 2). Selain itu, amalan qurban juga merupakan syariat Allah yang diturunkan sejak zaman nabi Ibrahim AS, ketika itu beliau diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya yakni ismail AS sebagai bukti keta’atan kepada Allah SWT, kemudian Allah menggantinya dengan seekor domba.

Demikianlah Allah menjadikan bulan haram yang mulia untuk diisi dengan berbagai amalan ibadah karena di dalamnya Allah lipat gandakan amal kebaikan kita.